Kalurahan Pampang

Kalurahan Pampang bersama Kominfo Gunungkidul melaksanakan sosialisasi PMK ( Penyakit Mulut dan Kuku) yang di siarkan langsung melalui channel youtube Dhaksinarga TV yang bertempat di Jogglo balai Kalurahan Pampang, dengan narasumber dari UPT Puskesmas hewan Playen, Dinas Peternakan keswan Kab. Gunungkidul, UPT Puskeswan Playen membawahi tiga kapanewon yaitu Playen, Paliyan dan Patuk, kegiatan yang di kemas menarik oleh kominfo Gunungkidul pada hari selasa 21 juni 2022 itu menghadirkan seni campur sari sehingga menjadi perhatian banyak orang untuk ikut menyaksikan, peserta undangan dari Masyarakat pemilik ternak sapi dan kambing di hadirkan, PMK  ini penting untuk di waspadai karena sebagian Masyarakat Pampang kapanewon Paliyan dan Gunungkidul Pada umumnya memlihara sapi dan kambing, Penyakit Hewan di Gununungkidul tidak hanya tahun ini saja tapi tiga tahun lalu di serang  Antrak, awal 2020  penyakit wabah pada manusia Covid 19, dan awal 2022 saat ini Penyakit Mulut dan Kuku, PMK adalah penyakit yang di sebabkan dari virus sama seperti C-19, secara spesifik menyerang pada Mulut dan Kaki pada hewan, menyerang pada hewan yang berkuku genap/ dua jari yaitu kambing dan sapi, awal gejala hanya demam diatas 41 derajat, tidak mau makan, ngeces-ngeces,berlanjut kakinya pincang, posisinya Njerum terus, kukunya biasanya ada luka seperti luka robek dan ada infeksi, di Gunungkidul warga  lebih banyak memelihara sapi, lalu seberapa bahaya penyakit PMK ini?,   Dokter hewan Romli dari Dinas peternakan Gunungkidul menyampaikan bahwa penyakit Mulut dan Kuku pada hewan adalah rasa kesakitanya akan tinggi sekali dan sangat merugikan secara ekonomi bagi peternak karena produktifasnya akan menurun.

Awal Mula Virus PMK ini di temukan di Jawa Timur, lalu petugas Dinas peternakan Gunungkidul bertindak cepat dengan berkoordinasi dengan Bupati dan Sekda untuk mengambil langkah pencegahan, supaya virus itu tidak masuk DIY khususnya Gunungkidul, langkah itu di tempuh dengan membantu Dinas Pertanian dan ketahanan pangan DIY, yang memiliki wewenang di pos lalu lintas ternak di Gunungkidul yang memiliki dua Pos lalulintas ternak di Bedoyo Ponjong dan Ngawen dengan melakukan pengetatan keluar masuk hewan, di lanjutkan dengan menutup pasar hewan selama dua pasaran di Siono Harjo Playen, dan  Munggi Semanu karena potensi penularan yang sangat tinggi antar hewan. Namun sekarang sudah di buka kembali dengan pengetatan pemeriksaan hewan pada suhu dan mulutnya.

Apakah penyakit ini menular?,  jelas sangat tinggi penyakit ini menular terutama pada sesama hewan, dan sangat berbahaya bagi hewan, namun  penyakit ini tidak menular kemanusia, tapi hanya kepada hewan sapi dan kambing, babi, hanya saja manusia bisa menularkan atau menjadi perantara penularan pada hewan, karena virus ini bisa menempel dimana saja, bisa di kendaraan, sepatu boot, pakaian, dan orang dari kandang satu ke kandang lain yang sebelumnya menolong sapi yang terkena PMK kemungkinan besar akan menularkan.

Untuk situasi PMK di Gunungkidul sampai hari selasa 21 Juni 2022 sudah terinfeksi,  di seluruh DIY hanya kota Jogjakarta yang belum ada laporan penyakit PMK, bisa jadi belum terinfeksi, kota lain seperti Bantul, Gunungkidul, Sleman, Kulon Progo sudah ada laporan masuk, untuk Gunungkidul berdasarkan data laporan dari Sitem Informasi Kesehatan hewan Nasional data statistiknya ada di pusat, karena petugas yang ada di lapangan  melaporkan kasus langsung ke Pusat, sehingga data itu akan sama dari kabupaten sampai Pusat, Komulatif kasus di Gunungkidul ada 392 kasus dengan tingkat kematian 4 ekor, untuk PMK secara teori kematianya rendah, tapi angka kesakitanya tinggi, harapanya semoga tidak ada penambahan Kasus per selasa 21 juni 2022 ini. (@tuyakatta|editor: titi maryuti|SIDes Juni 2022)