10 TITIK  RAMBU KONSERVASI BURUNG DIPASANG PEMERINTAH DESA PAMPANG

kalurahanpampang 09 November 2022 13:17:02 WIB

 

Kalurahan Pampang, Nopember 2022, Kesepakatan bersama pernah dibuat ketika Desa Pampang membuat konsep konservasi burung pada tahun 2017 ketika dibawah pimpinan Kepala Desa Pampang Iswandi, atas inisiasi Bapak Mahmud seorang pengusaha dari Jakarta yang peduli akan kelestarian alam Desa Pampang, kontribusi yang diberikan untuk Desa Pampang luar biasa, menanami kebun dengan pohon buah-buahan, menanam penghijauan di area konservasi burung di Dususn Njasem, juga melepas banyak sekali burung endemic yang hampir punah.

Konsep itu dibarengi dengan keinginan Pemerintah desa Pampang untuk mengembalikan alam yang asri, indah dan Alami, Akhirnya munculah konsep itu sebagai Desa Ekowisata Pampang oleh Beliau almarhum Pak Iswandi dan Dosen Akademi Pariwisata Jogja Yitno Purwoko, Pampang tidak memiliki view alam yang indah tapi Kepala desanya ingin memaksimalkan potensi Desanya agar bisa menambah PAD,dan desanya punya daya Tarik agar dikunjungi banyak orang, dengan  menggandeng BUMDes agar semua potensi Desa dibawah naungan BUMDes. Selama konservasi itu disosialisaikan kepada warga, dengan konsepnya KONSERVASI,EDUKASI dan REKEREASI selama dua tahun kondisi burung-burung mulai pulih, perburuan burung yang sebelumnya menjadi matapencaharian warga sudah mulai tidak ada lagi perburuan baik siang maupun malam. Konsep ingin mebuat dayatarik wisata itu memang tidak mudah, dukungan sepenuhnya oleh masyarakat maupun dari pamong Desa belum bisa sepakat bersama,bahkan bisa dibilang mimpi untuk bisa mewujudkan itu semua. Namun dengan kegigihan kepala Desa Pampang ketika itu dibantu oleh SDM yang mumpuni pada bidang kepariwisataan yaitu Akademi Pariwisata Jogja, tokoh pemuda Rohmad Asnawi menggerakkan pemuda untuk membuka Wisata Desa Pampang, babat alas bersih-bersih sungai dimulai bersama di Sungai Bendowo kedungdowo kulon, lalu menyewa ban dan pelampung Pindul untuk bersama-sama rafting di sungai.

Berbagai instansi juga digandeng pemerintah desa Pampang dalam mengelola Alam limgkungan misalnya di darat menggandeng BSDA jogja dalam mengatasi perburuan burung-burung yang dilindungi, juga Dinas Lingkungan Hidup dalam mengatasi sampah dan penanaman Pohon, lalu sungai dengan menggandeng Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul dengan membentuk POKMAKWAS dalam menjaga kelestarian ekosistem sungai agar tidak ada lagi ikan di setrum dan diobat, pemasangan undang-undang pelarangan setrum dan obat ikan didirikan di tepi sungai oleh DKP Gunungkidul juga melepas benih ikan di sungai Bendowo.

Kini hampir enam tahun konservasi itu menjadi konsep Desa Ekowisata Pampang, burung-burung endemic sudah pulih, suara nyanyian burung ketika hari cerah dan ketika pagi hari bersahutan dimana-mana, Lurah Baru bapak Saiful Khohar dalam meneruskan program bapak Iswandi juga berkomitmen untuk mendukung dan meneruskan konservasi itu, dibuktikan dengan memasang rambu larangan menembak dan berburu burung pada 10 titik tempat yang tersebar di Kalurahan Pampang. Dalam mendukung program itu Bapak Lurah Saiful Khohar menyampaikan “ Pemerintah Desa saat ini akan meneruskan program almarhum Bpk. Iswandi dan Pengusaha Jakarta Bapak Mahmud Ardianto, harapanya program konservasi ini nanti bisa berdampak pada perekonomian di Kalurahan Pampang, yaitu menjadi Desa yang asri dan menarik wisatawan untuk berkunjung di Desa Pampang, kedua agar burung-burung tidak punah, Pak Lurah juga membuka peluang investor untuk bisa kerjasama dalam memanfaatkan potensi desa Pampang, misalnya di Camping ground dengan status tanah milik kas Desa yang luas bisa di manfaatkan untuk area kemah ataupun pasar kuliner dengan suasana sawah songo yang asri dan alami. Lalu apakah tidak ada wacana Pemdes membuat aturan atau Perdes tentang larangan menembak dan berburu burung ?,  Lurah Pampang Saiful Khohar menyampaikan, itu nanti akan kita himpun aspirasi dari masyarakat, tokoh masyarakat dan BPKal  setelah Desa memasang larangan itu pada 10 titik yang tersebar, jika itu sangat penting dan menyimpulkan berbagai masukan maka desa akan membuat Perdes itu untuk lebih menguatkan aturan konservasi. Dukungan program konservasi itu juga disampaikan oleh Bhabinkamtibmas dan Bhabisa Kalurah Pampang Bpk Bone Ukron dan Bpk. Iswanto “ Tentu Kami mendukung apa yang menjadi program Kalurahan, karena ini memang program bagus dalam menjaga alam dan lingkungan Desa Pampang yang berkelanjutan dalam melestarikan dan menjaga alam”  Pokdarwis Candra Wisata Desa Pampang juga saling bersinergi dalam mengawasi alam lingkungan terutama pada konservasi burung, baik dengan Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas serta BKSDA Jogja agar bisa mengedukasi bila ada Masyrakat yang masih berburu dan menembak burung.

Lalu apa pengertian tentang ekowisata itu, Ekowisata lebih popular dan banyak dipergunakan disbanding dengan terjemahan yang seharusnya dari istilah Ecotourism, yaitu ekoturimse. Terjemahan yang seharusnya dari ecotourism adalah ekologis. Ekowisata mempunyai pengertian suatu perjalanan wisata ke daerah yang masih alami. Meskipun perjalanan ini bersifat berpetualang, namun wisatawan dapat menikmatinya. Ekowisata selalu menjaga kualitas, keutuhan dan kelestarian alam serta budaya dengan menjamin keberpihakan kepada masyarakat. Peran masyarakat local sangat besardalam upaya menjaga keutuhan alam. Peranan ini dilaksanakan mulai saat perencanaan, saat pelaksanaan pengengembangan dan pengawasan dalam pemanfaatan.

Jika pembanguanan kepariwisataan dalam memanfaatkan potensi Desa itu berkelanjutan maka, pembangunan, merupakan proses untuk memnafaatkan sumberdaya untuk mmemenuhi kebutuhan manusia, pada skala nasional pembangunan merupakan upaya untuk meningkatkan kesehjahteraan masyarakat, dalam sakala daerah atau kawasan pembangunan dimaksudkan untuk menciptakan kesehjahteraan masyarakat dan mempertahankan kualitas lingkungan ( Environment) Pembangunan berkelanjutan merupakan upaya memanfaatkan sumberdaya untuk kesehjahteraan masyarakat ( kini dan waktu mendatang) tetapi harus menjaga agar tidak ada kerusakan lingkungan, mendorong perkembangan ekonomi local, memberdayakan masyarakat dan memepertahankan budaya masyarakat.

Dari pengembangan wisata berbasis masyarakat itu sebenarnya adalah tanggung jawab kita semua, kini Desa Ekowisata Pampang telah banyak mengembangkan potensi selain konservasi, omah jamu menjadi konservasi tanaman herbal dengan jenis-jenis tumbuhan bahan jamu yang bermanfaat, juga mengemas berbagai olahan jamu herbal yang bisa menjadi oleh-oleh saat dikunjungi,  camping ground dengan tanaman pohon berbuah dilingkungannya, kerajinan perak dan tembaga yang membangkitkan ekonomi local, serta taman bendowo pengelolaan taman dan konservasi sekaligus tempat kuliner bagi tamu yang datang dengan melibatkan ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) ada juga kampung baca di sana berbagai buku edukasi tentang pengelolaan alam dan konservasi yang selama ini bekerjasama dengan Kampus STTKD Jogjakarta dalam pengembanganya.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

TERJEMAHAN

CEK KTP

Silahkan Masukan NIK anda, Untuk melakukan Cek E-KTP Anda