TRADISI ADAT SEDEKAH RUWAH

kalurahanpampang 22 Maret 2023 00:36:43 WIB

 

(Desapampang.gunungkidulkab.go.id) Desa Pampang masih menjaga sebuah kearifan lokal ditiap bulan ruwah, ruwahan   merupakan kebudayaan jawa  yang didalamnya mengandung makna Doa pada leluwur atau almarhum/ almarhumah yang telah meninggal. Pelaksanaan ruwahan dilakukan dipertengahan bulan Ruwah atau bersamaan dengan bulan Sya’ban dalam kalender Hijriah, karena itu disebut ruwahan.

Pada bulan masehi 2023 tepatnya hari Rabu tanggal 15 Maret, atau dalam hari pasaran jawa Rebo pon masyarakat Pampang secara bersama-sama melaksanakan kepungan dibalai Dusun masing-masing, untuk kedungdowo Kulon bertempat di balai dusun, namun adat kebiasaan dari jaman dulu kedungdowo kulon menamakan dengan Sedekahan, masyarakat dari pagi memasak dirumah masing-masing yaitu nasi dan lauk ada mie, peyek/ kerupuk, tempe bacem, sambel goreng, urap lalu pada siang hari setelah bakda Dhuhur dibawa bersama-sama ke balai Dusun tujuanya untuk melaksanakan doa bersama terlebih dahulu, mendoakan almarhum dan almarhumah juga para leluwur yang telah tiada, selesai didoakan oleh kaum dan diamini bersama lalu makanan di campur dan kembali dibagikan pada peserta yang datang untuk dibawa pulang lalu dimakan bersama-sama keluarga/ (kembulan). Adat tradisi ini ada yang dilakukan bersama-sama ataupun dilakukan secara sendiri-sendiri yaitu tradisi ruwahan dengan kirim doa membuat tumpeng dan apem, Apem mengingatkan adanya Sang Khaliq, agar kita meminta ampunan atau bertaubat, ada juga ketan mengingatkan hati yang bersih dan lekat dengan sesama. Tradisi ini maknanya sangat lekat dengan kehidupan di Gunungkidul yang selalu menjaga kebersamaan, gotong-royong saling menghargai,  tradisi ruwahan juga lekat dengan menjelang bulan puasa yang akan segera tiba yaitu Ruwah dan poso/ puasa Ramadhan.

Berbeda lagi dengan Padukuhan Jetis pelaksanaan sedekah ruwah dengan membuat Tumpeng di Balai Dusun lalu dilaksanakan kirim doa yasin dilanjutkan tahlil untuk  almarhum orang Tua dan para leluhurnya, dilanjutkan makan bersama. Keraton Yogyakarta pada bulan Ruwah juga menggelar Hajad dalem Kuthomoro, tujuanya juga sama mengirim doa kepada para leluhur Keraton Yogyakarta yang telah dikebumikan di Makam Kagungan dalem. Tradisi Ruwahan Konon telah ada sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I yang bertujuan mengirimkan Kawilujengan, doa dan kebaikan kepada para leluhur Kraton Yogyakarta ( Kratonjogja.id, “ kuthomoro, tradisi Keraton Mengirim Doa di Bulan Ruwah”).

Inilah adat tradisi Masyarakat Yogyakarta yang masih turun temurun dan menjadi kearifan lokal dan harus dijaga bersama untuk anak cucu nanti, adat ini mampu menjaga kebersamaan lebih dekat dengan sesama dalam kehidupan sosial masyarakat Gunungkidul.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

TERJEMAHAN

CEK KTP

Silahkan Masukan NIK anda, Untuk melakukan Cek E-KTP Anda